Persalinan
Fisiologis
Proses
mulainya persalinan fisiologis
Persalinan
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Bentuk persalinan berdasarkan
definisi adalah sebagai berikut:
1.Persalinan spontan
Bila
persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
2.Persalinan buatan
Bila
proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3.Persalinan anjuran
Bila
kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan
rangsangan.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan
berat janin yang dilahirkan sebagai berikut:
1.Abortus
·
Terhentinya dan dikeluarnya hasil
konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan.
·
Umur hamil sebelum 28 minggu.
·
Berat janin kurang dari 1.000 gr.
2.Persalinan prematuritas
·
Persalinan sebelum umur hamil 28 –
36 minggu.
·
Berat janin kurang dari 2.499 gr.
3.Persalinan aterm
·
Persalinan antara umur hamil 37 – 42
minggu.
·
Berat janin di atas 2.500 gr.
4.Persalinan serotinus
·
Persalinan melampaui umur hamil 42
minggu.
·
Pada janin terdapat tanda postmaturitas.
5.Persalinan presipitatus
·
Persalinan berlangsung cepat kurang
dari 3 jam.
Proses terjadinya
persalinan
Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan
pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai
terjadinya kekuatan his.
Perlu diketahui bahwa ada dua hormone yang dominan saat
hamil, yaitu:
1.Estrogen
·
Meningkatkan sensitivitas otot rahim
·
Memudahkan penerimaan rangsangan
dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan
mekanis.
2.Progesteron
·
Menurunkan sensitivitas otot rahim
·
Menyulitkan penerimaan rangsangan
dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan
mekanis.
·
Menyebabkan otot rahim dan otot
polos relaksasi.
Estrogen dan progesteron terdapat dalam keseimbangan
sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan estrogen dan
progesteron menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise parst
posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton Hicks. Kontraksi
Braxton Hicks akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan, oleh
karena itu makin tua hamil frekuensi kontraksi makin sering.
Oksitosin diduga bekerja bersama atau melalui prostaglandin
yang makin meningkat mulai dari umur kehamilan minggu ke-15. Di samping itu
faktor gizi ibu hamil dan keregangan otot hamil dapat memberikan pengaruh
penting untuk dimulainya kontraksi rahim.
Berdasarka uraian tersebut dapat dikemukakan beberapa teori
yang menyatakan kemungkinan proses persalinan :
1.Teori
keregangan
·
Otot rahim mempunyai kemampuan
meregang dalam batas tertentu.
·
Setelah melewati batas tersebut
terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat mulai.
·
Contohnya, pada hamil ganda sering
terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses
persalinan.
2.Teori
penurunan progesterone
·
Proses penuaan plasenta terjadi
mulai umur hamil 28 minggu,dimana terjadi penimbunan jaringan ikat,pembuluh
darah mengalami penyempitan dan buntu.
·
Produksi progesteron mengalami
penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin.
·
Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi
setelah tercapai tingkat penurunan
progesteron tertentu.
3.Teori
oksitosin internal
·
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar
hipofisis parst posterior.
·
Perubahan keseimbangan estrogen dan
progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
kontraksi Braxton Hicks.
·
Menurunnya konsentrasi progesteron
akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga
persalinan dapat mulai.
4.Teori
prostaglandin
·
Konsentrasi prostaglandin meningkat
sejak umur hamil 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua.
·
Pemberian prostaglandin saat hamil
dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.
·
Prostaglandin dianggap dapat
merupakan pemicu terjadinya persalinan.
5.Teori
hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis
·
Teori ini menunjukkan pada kehamilan
dengan anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk
hipotalamus. Teori ini dikemukakan oleh Linggin 1973.
·
Malpar pada tahun 1933 mengangkat
otak kelinci percobaan, hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lebih lama.
·
Pemberian kortikosteroid yang dapat
menyebabkan maturitas janin, induksi (mulainya) persalinan.
·
Dari percobaan tersebut disimpulkan
ada hubungan antara hipotalamus-pituitari dengan mulainya persalinan.
·
Glandula suprarenal merupakan pemicu
terjadinya persalinan.
Bagaimana terjadinya persalinan masih tetap belum dapat
dipastikan, besar kemungkinan semua faktor bekerja bersama sama, sehingga
pemicu persalinan menjadi multifactor.
Berdasarkan teori yang dikemukakan,persalinan anjuran
(induksi persalinan) dapat dilakukan dengan jalan:
1.Memecahkan
ketuban
·
Mengurangi keregangan otot rahim
sehingga, kontraksi segera dapat dimulai.
·
Keregangan yang melampaui batas
melemahkan kontraksi rahim, sehingga perlu diperkecil, agar his dapat dimulai.
2.Induksi
persalinan secara hormonal/kimiawi.
·
Dengan oksitosin drip.
·
Dengan prostaglandin.
3.Induksi
persalinan dengan mekanis.
·
Memakai laminaria stiff.
4.Persalinan
dengan tindakan operasi .
·
Operasi seksio sesarea.
Permulaan
terjadi persalinan
Dengan penurunan hormon progesteron menjelang persalinan
dapat terjadi kontraksi.
Kontraksi otat rahim menyebabkan:
1.Turunnya
kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida minggu ke-36 dapat
menimbulkan sesak di bagian bawah, di atas simfisis pubis dan sering ingin
kencing atau susah kencing karena kandung kemih tertekan kepala.
2.Perut
lebih melebar karena fundus uteri turun.
3.Terjadi
perasaan sakit di daerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan
tertekannya pleksus Frankenhauser yang terletak sekitar serviks (tanda persalinan
palsu-false labour).
4.Terjadi
perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim.
5.Terjadi
pengeluaran lendir, dimana lendir penutup serviks dilepaskan.
Tanda
persalinan
Gejala persalinan sebagai berikut:
1.Kekuatan
his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin
pendek.
2.Dapat
terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu:
·
Pengeluaran lendir.
·
Lendir bercampur darah.
3.Dapat
disertai ketuban pecah.
4.Pada
pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks:
·
Perlunakan serviks.
·
Pendataran serviks.
·
Terjadi pembukaan serviks.
Faktor-faktor penting dalam persalinan adalah:
1.Power
·
His (kontraksi otot rahim).
·
Kontraksi otot dinding perut.
·
Kontraksi diafragma pelvis atau
kekuatan mengejan.
·
Ketegangan dan kontraksi ligamentum
retundum.
2.Passanger
·
Janin dan plasenta.
3.Passage
·
Jalan lahir lunak dan jalan lahir
tulang
Dalam persalinan masih terdapat subfaktor yang mempengaruhi
jalannya persalinan sehingga dapat terjadi kemungkinan (1) persalinan yang
berlangsung dengan kekuatan sendiri yang disebut persalinan eutosia dan (2)
persalinan yang berlangsung dan menyimpang dari kekuatan sendiri disebut
persalinan distosia.
Persalinan letak belakang kepala dan berlangsung spontan
terjadi paling banyak.
Persalinan di Indonesia terutama di pedesaan sebagaian besar
ditolong oleh tenaga nonmedis yang disertai berbagai penyulit sampai kematian.
Penyebab kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, gestosis pre-eklampsia dan
eklampsia.
Gambaran
perjalanan persalinan secara klinis
Gambaran jalannya persalinan secara klinis dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a.
Terjadi lightening
b.
Terjadi his permulaan (palsu)
2.Tanda
persalinan
a.
Terjadi his persalinan
b.
Terjadi pengeluaran pembawa tanda
c.
Terjadi pengeluaran cairan
3.Pembagian
waktu persalinan
a.
Kala I: Sampai pembukaan lengkap
b.
Kala II: Pengusiran janin
c.
Kala III: Pengeluaran uri
d.
Kala IV: Observasi 2 jam
4.Pimpinan
persalinan
a.
Sikap menghadapi setiap pembagian
waktu persalinan
5.Perawatan
diruang inap
a.
Konsep rawat gabung dan mobilisasi
dini
Sumber : Gde Manuaba I.B, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
1998. hal. 157-161,164.